Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang
ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
pengetahuan orang lain
Alumni Fakultas Syari’ah INISNU Jepara sebelumnya. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat, bahan) yang digunakan dalam penelitian. Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah karya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah kriteria metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan metodologi ilmiah. Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa “karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 1-6).?Disampaikan dalam Pelatihan Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara pada tanggal 10 April 2011 di Desa Jambu Barat Mlonggo Jepara. *
1.
Jenis Karya Ilmiah
Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada penggunaannya. Ada yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian (research report), artikel untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal atau makalah untuk diseminarkan.
Dalam tulisan ini, penulis akan lebih banyak mendeskripsikan tentang karya ilmiah jenis makalah. hal ini karena makalah adalah jenis karya ilmiah yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 97-98).
2.
Kriteria Ilmiah
M. Nazir, (1988) menjelaskan bahwa karya ilmiah disusun dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah adalah :
1)
Berdasarkan fakta (bukan kira-kira,
khayalan, legenda)
2)
Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3)
Menggunakan prinsip-prinsip analisis
(kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis)
4)
Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu
jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
5)
Menggunakan ukuran obyektif (bukan
berdasarkan perasaan)
6)
Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal,
rangking, rating)
Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik,
yaitu :
·
Bersifat kritis, analistis,
artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi
masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
·
Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah.
Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan buktibukti yang tersedia
·
Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi
yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·
Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan
pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·
Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di
lapangan.
Sebuah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan
hasil penelitian, metode ilmiah digunakan dengan melalui beberapa tahapan,
yaitu:
·
Melakukan observasi, menetapkan masalah
dan tujuan
- Menyusun hipotesis
- Menyusun rencana penelitian
- Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang
direncanakan
- Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
- Menganalisa dan menginterpretasikan data
- Merumuskan kesimpulan (teori) dan saran (Nur
Khoiri, 2011)
3.
Tahap Penyusunan Karya Ilmiah
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :
a)
Persiapan
1)
Pemilihan Topik/Masalah
Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam memilih topik/masalah, Arifin (2003:8) memberikan beberapa pertimbangan :
·
Topik yang dipilih harus berada di sekitar
kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita.
Hindarilah topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita
ketika menggarapnya.
- Topik yang dipilih harus topik yang paling
menarik perhatian kita.
- Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi
lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita
kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
- Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang
obyektif. Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau
angan-angan kita.
- Topik yang dipilih harus kita ketahui
prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya topik yang
dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.
- Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan,
memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok
masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa buku,
majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau
undang-undang.
2)
Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).
3)
Pembuatan Kerangka Penulisan (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja, yaitu ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untu mengembangkan karya (Moeliono, 1998:1; Arifin, 2003:15).
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Kita perlu membuat rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada). Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah menjadi empat bab atau lebih.
b)
Pengumpulan Data
Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan). Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data adalah :
a.
Pencarian informasi/keterangan dari bahan
bacaan, seperti buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik
tulisan.
- Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui
masalah yang akan ditulis
- Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti
- Percobaan dan pengujian di lapangan atau di
laboratorium
c)
Pengorganisasian dan Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
d)
Penentuan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.
e)
Cara Pengetikan
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
4.
Sistematika Karya Ilmiah
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman. Secara garis besar, makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.
Bagian Awal
·
Halaman Sampul
- Daftar Isi
- Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Bagian Inti
·
Pendahuluan
- Latar Belakang Penulisan Makalah
- Masalah atau Topik Bahasan
- Tujuan Penulisan Makalah
- Teks Utama
- Penutup
Bagian Akhir
·
Daftar Rujukan
- Lampiran (jika ada)
Setiap bagian dari sistematika di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Halaman Sampul
1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan
topik yang diangkat.
2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau
klausa, bukan dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak
diakhiri dengan tanda titik (.).
3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya
berkisar 5-15 buah kata.
4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk
mengetahui isinya. Namun, judul makalah harus tetap mencerinkan isi makalah.
Daftar Isi
Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas), (2) penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.
Daftar Tabel dan Gambar
Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan terpisah, tetapi jika hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
Bagian Inti
Ada tiga macam cara penulisan yang dapat dipakai dalam susunan bagian inti, yaitu :
1. Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau
Arab),
2. Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan
dengan abjad, dan
3. Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad
Pendahuluan
Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan
disajikan sebagai subbagian.
2. Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan
tidak dituliskan sebagai subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya subbagian
dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai pergantian unsur, dapat dilakukan
dengan pergantian paragraf.
Latar Belakang
Butir-butir yang seyogyanya ada dalam latar belakang adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. hal-hal dimaksud dapat berupa paparan teoretis atau pun paparan yang bersifat praktis, tetapi juga bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
Masalah atau Topik Bahasan
Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakupi persoalan yang memerlukan penjelasan, deskripsi atau penegasan lebih lanjut. Beberapa pertimbangan dalam menentukan topik adalah :
Ø Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari
segi praktis maupun segi teoritis dan layak untuk dibahas.
Ø Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan
minat penulis.
Ø Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak
terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis.
Ø Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut
memungkinkan untuk diperoleh
Tujuan Penulisan Makalah
Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut.
Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik, ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan teks utama makalah dapat dilakukan setelah
bahan penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan dapat berupa
bahan yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari buku teks, laporan
penelitian, jurnal, majalah dan barang cetak lainnya) atau dapat juga dipadukan
dengan bahan yang bersifat factual-empiris (yang terdapat dalam kehidupan
nyata).
Penutup
Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan saran (jika dipandang perlu). Bagian ini menandakan berakhirnya makalah. Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.
Ø Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang
telah dilakukan, tanpa diikuti dengan simpulan. Hal ini dilakukan karena masih
belum cukup bahan untuk memberikan simpulan terhadap masalah yang dibahas, atau
dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.
Ø Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks
utama makalah.
Ø Selain itu, pada bagian ini juga dapat disertakan
saran atau rekomendari sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran harus
relevan dengan apa yang telah dibahas. Saran yang dibuat haris eksplisit,
kepada siapa saran ditujukan dan tindakan atau hal apa yang disarankan.
Daftar Rujukan
Teknik penulisan daftar rujukan dibahas dalam materi teknik notasi ilmiah dalam makalah ini.
Lampiran
Bagian ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Bagian ini hendaknya juga bernomor halaman.
5.
Teknik Penulisan
Materi tentang teknik penulisan karya ilmiah dalam tulisan ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi bagi mahasiswa S.1 INISNU Jepara tahun 2007. Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai berikut :
Ø Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa Arab dan
atau Bahasa Inggris
Ø Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas,
sederhana, tepat dan langsung pada persoalan yang dibicarakan;
Ø Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan
daerah, dengan huruf miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam
(istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out), gugur gunung (gugur gunung);
6.
Bentuk dan Format Penulisan
Berdasarkan pengalaman penulis, setiap literatur memberikan ketentuan yang berdeda-beda tentang bentuk dan format penulisan karya ilmiah, tergantung pada siapa atau instansi apa yang menerbitkan ketentuan tersebut. Namun, secara umum bentuk dan format penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
Ø Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New
Roman) dengan ukuran/font 12 dan line spacing 1,5;
Ø Karya ilmiah berbahasa Arab menggunakan font
Traditional Arabic dengan huruf ukuran 18;
Ø Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah
adalah Kuarto (A4) ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gsm;
Ø Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm,
sedangkan untuk karya ilmiah yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan
dan atas 4 cm, kiri dan bawah 3 cm;
Ø Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu
halaman saja (tidak bolak balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan karya
ilmiah berbahasa Arab dengan jarak 1 spasi;
Ø Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin
kiri bagi karya ilmiah yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi
yang berhuruf Arab;
Ø Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital
(besar) di tengah, ukuran huruf dengan memperhatikan estetika penulisan.
Ø Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di
tengah, sub judul bab ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf
kapital, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian
rupa dengan memperhatikan estetika penulisan;
Ø Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir
halaman menggunakan angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan
atas, kecuali nomor halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian bawah,
sub judul ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital kecuali
kata penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul
disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan, sedangkan pada
halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti
i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah;
Ø Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan
angka arab (Tabel 1., Tabel 2., dst.);
Ø Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab
ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu
pada bab berikutnya;
Ø Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman,
ditulis dalam Bahasa Indonesia.
7.
Teknik Notasi Ilmiah.
a.
Kutipan
Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu : [1] Kutipan
Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang
dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung tidak
dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk
hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas.
Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks
skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan diberi nomor
kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika
diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang
lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak
dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan terjemah
al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun kurang
dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya; [2] Kutipan
tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja,
seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu
memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber
pengambilannya;
a)
Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang
ahli dalam bidangnya;
b)
Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya
harus mencakup minimal satu sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu
sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk
kamus;
c)
Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber
pada kitab asli (sumber primer).
d)
Kutipan dapat bersumber dari internet atau
CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya.
b.
Catatan Kaki (footnote)
Ø Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki
halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai
sesuatu hal yang diuraikan dalam teks;
Ø Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang
berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam
teks;
Ø Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung
dari margin kiri untuk tulisan latin dan margin kanan untuk tulisan Arab,
dimulai pada ketukan kelima di bawah garis catatan kaki;
Ø Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai
dari angka 1 sampai habis, dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab baru;
Ø Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang
(tanpa gelar dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital
setiap awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung buka
kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit
kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, dan nomor halaman diakhiri
dengan titik.
c.
Daftar Kepustakaan
·
Daftar pustaka, yang merupakan keterangan
mengenai bahan bacaan yang dijadikan rujukan dalam proses pembuatan skripsi,
ditempatkan diakhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan tidak menggunakan
nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah (1,5)
spasi;
·
Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama
pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap (tanpa gelar), koma, judul buku
dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan,
titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;
·
Penulisan nama pengarang disusun secara
alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan marga (kalau ada) atau nama
belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan mengikuti nama
terakhir. Bila informasi tentang buku/sumber rujukan itu melebihi satu baris,
maka baris kedua dan berikutnya diketik mulai ketukan kelima
Sumber :
·
www.artikelkomplit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar