10 KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA
Retailing
adalah kegiatan  menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir. Konsumen
akhir tersebut tidak menggunakan barang atau jasa yang sudah dibelinya untuk
kegiatan bisnis (dijual kembali).
Kegiatan
retail ini dilakukan oleh manufakturer maupun retailer. Oleh karena itu baik
manufakturer maupun retailer hendaknya memahami bagaimana karakteristik
konsumennya.
Pasar
adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual
beli. Indonesia harus menjadi
pasar bagi orang Indonesia
sendiri. Penjualnya adalah orang Indonesia . Konsumennya bolehlah
konsumen luar negeri namun KONSUMEN UTAMA-nya harus orang Indonesia .
Untuk
memenangkan pasar, baik manufakturer mau retailer harus berorientasi pada
konsumen. Kepuasan konsumen Itu kuncinya. Memenangkan pasar itu berbicara
tentang target jangka panjang. Jika konsumen puas maka akan menimbulkan repeat
order dan efek word of mouth pasti akan terjadi.
Untuk memenangkan pasar Indonesia
maka manufakturer maupun retailer harus memahami bagaimana karakteristik
konsumen Indonesia .
10 karakteristik konsumen Indonesia :
- Memiliki pola pikir jangka pendek.
- Tidak memiliki perencanaan.
- Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
- Tidak adaptif dengan teknologi baru.
- Fokus pada konten bukan pada konteks
- Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
- Semakin memperhatikan masalah keagamaan.
- Suka pamer dan gengsi.
- Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
- Kurang mempedulikan lingkungan
Berikut contoh10 Karakteristik konsumen Indonesia :
1. Memiliki pola pikir jangka pendek.
Pola pikir adalah hal dasar bagi seseorang dalam
membuat keputusan. Keputusan yang diambil akan memberi pengaruh dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek hanya memperhatikan
manfaat dalam jangka waktu pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan
laku di pasar Indonesia .
Contohnya :
Perilaku
konsumen seperti ini biasa terjadi pada konsumen perempuan, suka membeli
suatu barang karena bentuk uniknya, bukan karena kebutuhan.
2. Tidak memiliki perencanaan.
Konsumen Indonesia tidak memiliki
perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat perencaan dalam
berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat diwujudkan dalam bentuk daftar
belanjaan. Daftar belanjaan ini mengurangi pembelian yang tidak direncanakan.
Oleh karena itu, konsumen Indonesia
rata-rata sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak direncanakan
sebelumnya.
Contohnya :
Biasanya hal ini sering terjadi pada wanita muda,
saat sedang berbelanja, ternyata di store yang di kunjungi sedang mengadakan
diskon 70%, karena tertarik pada diskon, pasti akan di beli, padahal barang
yang di beli tidak termasuk dalam daftar belanja.
3. Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka
berkelompok dan berkumpul. Saat berkumpul dan berkelompok akan timbul
pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of
mouth. Efek words of mouth akan menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru
dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat
orders.
Contohnya:
Perilaku seperti ini biasa terjadi pada kaum
ibu-ibu yang suka berkumpul saat arisan, mereka akan membicarakan barang yang
mereka beli dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang memuaskan, hal ini
akan menimbulkan keinginan orang yang mendengarkan untuk membeli juga, sehingga
menimbulkan konsumen baru yang tidak tahu menjadi tahu dan ingin membeli juga.
4. Tidak adaptif dengan teknologi baru.
Survey yang dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010
ini menyatakan bahwa konsumen Indonesia
tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum
digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang sudah ada di
dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen Indonesia namun belum digunakan
secara maksimal.
Contohnya :
Perilaku seperti ini memang belum banyak diminati
oleh perilaku konsumen Indonesia .
Sebagian mulai diminati karena adanya faslitas blackberry messenger yang
memudahkan penjual untuk mempromosikan barangnya. Namun banyak juga masyarakat
yang tidak menyukai pembelian online, karena karakteristik konsumen Indonesia yang
harus melihat langsung, memegang dan mencoba langsung barang yang akan di beli.
5. Fokus pada konten bukan konteks.
Konten adalah informasi yang tersedia melalui
media atau produk elektronik. Konteks adalah suatu uraian atau kalimat yg
dapat mendukung atau menambah kejelasan makna Informasi yang tersedia di
media atau produk elektronik lainnya tentu saja tidak memberikan informasi yang
jelas.
Contohnya :
Hal seperti ini biasanya terjadi pada konsumen
anak-anak, anak-anak kecil yang tertarik membeli chiki, mereka bukan tertarik
pada isi chiki tersebut, tetapi lebih tertarik pada bungkus chiki yang
berwarna-warni atau biasa bergambar kartun yang sedang tren saat ini.
6. Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
Harga acapkali dibandingkan dengan kualitas.
Semakin tinggi harga dianggap semakin bagus kualitasnya. Harga barang-barang
produksi luar negeri mayoritas memiliki harga lebih tinggi daripada
barang-barang produksi dalam negeri. Gengsi menjadi salah satu alasan juga
mengapa konsumen Indonesia
lebih menyukai barang-barang produksi luar negeri.
Contohnya :
Perilaku ini biasa terjadi pada kaum sosialita,
dimana mereka yang sering berpergian ke luar negeri, membeli barang buatan luar
negeri yang tentunya tidak banyak di miliki masyarakat, pasti memiliki perasaan
bangga.
7. Semakin memperhatikan masalah religious.
Contoh :
Hal seperti ini biasa terjadi pada produk makanan,
yang melisensikan makanan halal, karena masyarakat Indonesia yang mayoritas islam
takut membeli makanan yang mengandung minyak babi.
8. Suka pamer dan gengsi.
Kecenderungan manusia adalah ingin dipuji. Konsumen
Indonesia
yang berasal dari golongan ekonomi menengah ingin dipuji jika bisa membeli
barang yang tidak bisa dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari golongan ekonomi
atas membeli barang-barang branded supaya dipuji dan sebagai prestise
karena gengsi.
Contoh :
Perilaku seperti ini biasa dimiliki masyarakat
menengah ke atas, misalnya saat tren tas furla keluaran terbaru, banyak orang
berusaha membeli yang asli, gengsi membeli yang kw, dan biasanya mereka akan
pamer bahwa mereka mampu membeli tas furla keluaran terbaru yang asli.
9.Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
Keanekaragaman budaya dan adat istiadat sudah tidak
lagi menjadi alasan dalam memilih dan menggunakan suatu produk. Globalisasi
membuat konsumen Indonesia
memiliki karakteristik tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya lokal
Contoh :
Perilaku seperti ini sudah banyak di temui di
masyarakat, konsumen lebih menyukai barang dengan merk luar negeri, di banding
barang dengan merk lokal, yang pada kenyataanya kualitas local tidak kalah
bagus. Misalnya produksi sepatu nike yang sebenarnya buatan Indonesia namun
di karena di beri merek ternama, harganya menjadi lebih mahal.
10. Kurang memperdulikan lingkungan.
Perubahan iklim adalah isu yang popular di abad 21.
Isu tentang lingkungan menjadi penting terkait tentang pemanasan produk.
Perusahaan berlomba-lomba untuk ikut andil dalam lingkungan. Produk yang akan
diproduksi sudah dirancang supaya sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya
dengan konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli akan
lingkungan.
Contoh :
Perilaku konsumen seperti ini dapat kita lihat jika
berbelanja di supermarket seperti giant, Carrefour, super indo. Mereka mengajak
masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dengan menawarkan tas belanja
yang terbuat dari kain, atau dengan menggunakan kardus. Namun lagi-lagi
masyarakat Indonesia
yang kurang peduli, sehingga masih banyak yang sering menggunakan plastik.
10 karakteristik konsumen Indonesia ini
merupakan hasil survey sebuah lembaga survey di tahun 2010. Beberapa hal sudah
bergeser tentu saja dan semoga akan terus bergeser ke arah yang lebih baik.
Misalnya pada point ke empat. Konsumen Indonesia sudah
melek dengan teknologi. Perangkat seluler hampir semuanya sudah terkoneksi
dengan internet. Jumlah pengguna perangkat seluler Indonesia
pun sudah mencapai 60% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar