Senin, 13 Januari 2014

Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen

NAMA : ARDI HENDRAWAN P
NPM : 11211047
KELAS:3EA27
DOSEN : TOMY ADI SUMIARSO ,SE
MATA KULIAH : PERILAKU KONSUMEN
I           PENDAHULUAN
Perilaku konsumen adalah pola kebiasaan serta kelompok individual dalam  setiap pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual atau organisasional  terhadap produk tertentu, untuk membeli produk atau mengkonsumsi barang atau  jasa untuk kepentingan pribadi maupun orang lain.
Perilaku konsumen atau yang sering juga disebut dengan perilaku pasar  yaitu pola kebiasaan konsumen pada saat memilih barang-barang kebutuhan  sehari-hari di pasar yang meliputi proses (mental, tindakan penilaian, keyakinan,  usaha memperoleh suatu barang yang kita inginkan serta pola penggunaan,  maupun penolakan suatu produk, serta tawar menawar dengan penjual untuk  mencapai sesuai harga yang kita inginkan. Pengambilan keputusan harus  konsisten dalam segala hal baik dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan serta  dalam konsumen untuk mencapai suatu tujuan.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsume

I.I         LANDASAN TEORI
Meskipun banyak faktor perlu di pertimbangkan dalam merancang  strategi-strategi marketing mix, tidak ada yang lebih penting dari peri-laku konsumen. Menurut engel, Blackwell dan kollat, perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai:
Tindakan-tindakan individu yang melibatkankan pembeli dan penggunaan barang serta jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Definisi ini sangat luas dan mencakup baik konsumen akhir maupun para pembeli industri. Dalam definisi tersebut ditunjukan bahwa studi tentang perilaku konsumen itu mencakup tidak hanya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam pembelian dan penggunaanproduk, tetapi juga semua faktor yang ada dalam proses menuju kepada tindakan-tindakan itu.
Banyak aspek perilaku konsumen yang jelas dapat diketahui, namun banyak pula aspek yang kurang jelas. Misalnya, seseorang yang membeli dua botol kecap, secara jelas dapat diketahui bahwa jumlah kecap yang dibeli adalah sebanyak dua botol. Akan tetapi sulit diketahui siapakah yang mengambil keputusan membeli kecap dua botol tersebut, apakah ibu, majikan, atau orang lain, atau memang dia sendiri yang melakukannya. Aspek-aspek tentang “mengapa” membeli juga sulit diketahui. Apakah harga dipertimbangkan dalam pembelian? Bagaimanakah dia menggunakan kecap yang dibeli, apakah untuk memasak, untuk lauk, untuk dia sendiri, atau untuk orang lain? Semua ini merupakan contoh dari banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh studi tentang perilaku konsumen

BAB ll PEMBAHASAN
1.1     Perilaku Pasar KonsumeN
Pengertian perilaku pasar konsumen yaitu tempat pertemuan pembeli dan penjual. Pengertian tersebut adalah pengertian pasar tradisional yang menurut konsep pemasarannya berbeda-beda dengan pengertian pasar tradisional sehari-hari. Perbedaan tersebut karena pasar menurut pemasaran dipandang sebagai sasaran atau tujuan kegiatan pemasaran.
Pasar adalah kelompok individual ( perorangan maupun organisasi ) yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut. Secara keseluruhan, perilaku pasar bersifat hetrogen. Pemasar memerlukan kelompok-kelompok pasar yang berperilaku lebih seragam. Untuk tujuan tersebut, pasar dikelompok-kelompokkan dalam beberapa bagian.
Atas dasar perilaku tujuan pembeliannya, pasar dibedakan menjadi dalam dua kelompok. Yaitu pasar konsumen akhir (end users) dan pasar konsumen antara (intermediate consumers).
Meskipun banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang strategi-strategi marketing mix, tidak ada yang lebih penting dari perilaku konsumen terhadap pembeli. Perilaku konsumen yang telah disajikan lebih menekankan pada perilaku konsumen sebagai suatu proses.
Contoh kasus perilaku konsumen saat membeli suatu barang
          Seorang mahasiswa yang ingin membeli sistem stereo baru akan mengalami suatu proses pengambilan keputusan yang kompleks sebelum membeli. Ia akan berusaha mencari informasi dari berbagai sumber untuk membantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada. Sering terjadi bahwa keputusan akhir yang diambilnya mengecewakan setelah dilakukan pembelian atau setelah barang digunakan. Seperti ini di sebut proses keputusan membeli.
Jadi keputusan tersebut yang akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas enam tahap seperti:
Menganalisis keinginan dan kebutuhan, terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan.
Menilai beberapa sumber yang ada.
Menetapkan tujuan pembelian.
Mengidentifikasikan alternatif pembelian.
Perilaku sesudah pembelian.
1.2          Pemikiran tentang konsumen
Konsumen yaitu motivasi yang dapat dipandang sebagai dasar dari semua perilaku konsumen. Contoh: yaitu sebuah pertanyaan mendasar yang perlu di jawab oleh setiap pemasaran adalah : “ apa yang memotivasikan seseorang untuk membeli produk atau jasa yang saya tawar kan?”.motivasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang diarahkan kepada satu tujuan. Kedaan ini ditimbulkan oleh tekanan, yang disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan yang tak terpenuhi. Dan konsumen berusaha mengurangi tekanan tersebut dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Jadi, kebutuhan konsumen itu menjadi komponen penting dalam proses motivasi; jika suatu kebutuhan muncul, maka akan terjadi suatu motif yang mendorong perilaku. Sebagai contoh, lapar adalah kebutuhan dasar yang, jika muncul, menjadi suatu motif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu berhenti di sebuah warung makan.
Jadi, rasa lapar, keinginan untuk merasa aman, dan keinginan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Dalam hal ini kita perlu mengingat bahwa suatu keinginan itu harus diciptakan atau didorong sebelum memenuhi suatu motif.sumber yang terciptanya suatu keinginan dapat berada pada diri orang itu sendiri (seperti rasa lapar) atau berada pada lingkungannya (seperti melihat makanan yang menarik). Atau dengan adanya makanan dapat menimbulkan rasa lapar.
Setelah mengetahui tentang motif konsumen, kita perlu mempelajari cara-cara bagaimana motif tersebut dapat diketahui. Cara yang ditempuh antara lain dengan mengadakan riset motivasi. Dalam hal ini, beberapa macam bentuk riset pemasaran dapat dipakai untuk menafsirkan serta meramalkan perilaku pembeli, seperti teknik observasi dan teknik survei (survey).
Teknik observasi dapat digunakan untuk mengukur pola tingkahlaku pembeli, sedangkan teknik survei (dengan daftar pertanyaan) digunakan untuk mengadakan wawancara langsung atau tidak langsung dengan orang-orang tentang masalah pada penjual tertentu.
Penggunaanteknik-teknik tersebut ditunjukan untuk mendapatkan alasan mengapa konsumen bertingkahlaku demikian. Sering, motif sesungguhnya dari pembeli beserta pengaruh-pengaruh tingkahlakunya yang lain tidak dapat diketahui, tersembunyi atau bahkan sangat komplek untuk teknik penelitian yang tidak langsung yaitu dengan riset motivasi. Jadi, riset motivasi berusaha menerangkan mengapa pembeli bertingkahlaku demikian, khususnya dalam keadaan di mana pembeli sendiri tidak mengetahui alasan yang sesungguhnya, atau jika ia mengetahuinya tidak bersedia mengatakannya secara terbuka.
1.3          Penelitian konsumen sebagai bidang ilmu yang dinamis
a)      Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).

Kebalikan dari ekonomi mikro ialah yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Definisi perilaku konsumen dari para ahli ayitu :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan penggunaan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang merupakan kondisi yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi.

Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau mengelurkan suberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang sesuai yang diinginkan.
Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :

a)      Stimulan
stimulan yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri.sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen, serta respons perilaku pasar konsumen sebagai faktor keluaran dapat merupakan keputusan pembeliaan (dan pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).sehingga  variabel yang berada di luar individu  (vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.
Contohnya merek dan jenis barang, iklan pramuniaga.
b)      Variabel Respon
Variabel Respon merupakan hasil aktipasi indifidu sebagai reaksi dari variabel stimulan. Variablel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulan.
contohnya keputusan membeli barang, pembeli penilaian terhadap barang
c)      Variabel Interverning
Variabel Interverning adalah variabvel antara variabel stimulan dan respons variabel intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi  terhadap suatu barang.

b)         Perilaku konsumen dalam Ilmu Ekonomi Makro
Yaitu : Ilmu ekonomi makro yang  mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro yang mempelajari masalah-masalah ekonomi atas ukuran-ukuran atau variabel-variabel yang sesuai dengan masa-masa yang akan datang. Karena perubahan waktu, ukuran-ukuran, instrumentasi maupun variabel pengukurannya dapat juga berubah yaitu sebagai berikut
    Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
    Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat (trade off) maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut (full employment). Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan (under employment ) atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
c)      Faktor Utama yang mempengaruhi Perilaku

1)                Faktor-faktor kebudayaan

* . Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga instansi penting lain.

* . Sub-budaya : Kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.

* . Kelas sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2)       Faktor-faktor sosial
Kelompok : dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk   memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama dan Keluarga.

Peran dan status : ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitasyang    diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, tetapi peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

3)          Faktor-faktor Pribadi

-          Umur dan tata siklus hidup
-          Pekerjaan
-          Situasi ekonomi
-          Gaya Hidup : pola hidup seseorang yang tergambarkan pada Aktivitas, Interest, dan Opinion (AIO) orang tersebut.
4)     Faktor Psikologis

Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
-          Motivasi

Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
1.3          Penelitian konsumen sebagai bidang ilmu yang dinamis
Pendekatan dalam meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen
BAB III     PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya dan tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai dan pengalaman terhadap produk, serta calon konsumen dalam memasar kan produk atau barang dan jasa yang kita buat agar konsumen dapat tertarik dan ingin mencoba serta  mengkonsumsinya secara terus menerus dan tidak kecewa sehingga laporan terhadap perilaku konsumen baik-baik saja terhadap atasan perusahaan tersebut.
Sekarang ini masalah distribusi pendapatan ini kita kaitkan dengan pola pengeluaran keluarga, karena keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pola  pengeluaran akan berbeda-beda sesuai dengan tahap-tahap dalam siklus kehidupan perilaku konsumen.
Errest Engel, seorang ahli statistik berkebangsaan jerman, berdasarkan penelitiannya ( lebih seabad yang lalu ) tentang pola pengeluaran konsumen dalam hubungannya dengan tingkat pendapatan keluarga, telah berhasil membuat rumusan yang kemudian dikenal dengan Hukum Engel.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Basu Swastha Dh. , Analisis Tingkah Laku Konsumen, edisi 3, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1984.
Hani Handaka. , Manajemen Pemasaran terhadap pasar konsumen:, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1982.
Kotler, Philip,  Principle Of  Marketing, prentice Hall, Fifth edition, 1991 kotler, philip, Marketing Management, Analyses, Planing, implementation, and Control, seven Edition, prentice Hall, 1990.








Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Pengaruh situasi
Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk. Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
a)      Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
b)      Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
c)      Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti.
d)      Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
e)      Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
A. Jenis-jenis situasi konsumen
1.      SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
-           Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga.
-          Komunikasi Tulisan dengan membaca koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
-          Informasi diperoleh dari iklan saat sedang menonton televise, saat sedang mendengarkan radio, langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2.      SITUASI PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi keputusan membeli. Misalnya, ketika konsumen berada di pegunungan, ia mungkin akan bersedia membayar untuk memperoleh jagung bakar berapa saja harganya ketika lapar dan ingin makanan yang hangat.
3.      SITUASI PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin mengkonsumsi/mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya idul fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang digunakan oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.

B. Interaksi orang – situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup berlebihan ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

C. Pengaruh situsasi yang tak terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia punya ternyata tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu maka keputusan yang ia pilih adalah dengan membeli isi pensil mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar