NAMA : ARDI HENDRAWAN P
NPM : 11211047
KELAS:3EA27
KELAS:3EA27
DOSEN : TOMY ADI SUMIARSO ,SE
MATA KULIAH : PERILAKU KONSUMEN
I PENDAHULUAN
Perilaku konsumen adalah pola
kebiasaan serta kelompok individual dalam
setiap pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual atau
organisasional terhadap produk tertentu,
untuk membeli produk atau mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun orang
lain.
Perilaku konsumen atau yang sering
juga disebut dengan perilaku pasar yaitu
pola kebiasaan konsumen pada saat memilih barang-barang kebutuhan sehari-hari di pasar yang meliputi proses
(mental, tindakan penilaian, keyakinan,
usaha memperoleh suatu barang yang kita inginkan serta pola
penggunaan, maupun penolakan suatu
produk, serta tawar menawar dengan penjual untuk mencapai sesuai harga yang kita inginkan.
Pengambilan keputusan harus konsisten
dalam segala hal baik dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan serta dalam konsumen untuk mencapai suatu tujuan.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan
waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa
yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak
badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari
asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsume
I.I LANDASAN
TEORI
Meskipun banyak faktor perlu di
pertimbangkan dalam merancang
strategi-strategi marketing mix, tidak ada yang lebih penting dari
peri-laku konsumen. Menurut engel, Blackwell dan kollat, perilaku konsumen
dapat didefinisikan sebagai:
Tindakan-tindakan individu yang
melibatkankan pembeli dan penggunaan barang serta jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
Definisi ini sangat luas dan mencakup
baik konsumen akhir maupun para pembeli industri. Dalam definisi tersebut
ditunjukan bahwa studi tentang perilaku konsumen itu mencakup tidak hanya
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam pembelian dan
penggunaanproduk, tetapi juga semua faktor yang ada dalam proses menuju kepada
tindakan-tindakan itu.
Banyak aspek perilaku konsumen yang
jelas dapat diketahui, namun banyak pula aspek yang kurang jelas. Misalnya,
seseorang yang membeli dua botol kecap, secara jelas dapat diketahui bahwa
jumlah kecap yang dibeli adalah sebanyak dua botol. Akan tetapi sulit diketahui
siapakah yang mengambil keputusan membeli kecap dua botol tersebut, apakah ibu,
majikan, atau orang lain, atau memang dia sendiri yang melakukannya.
Aspek-aspek tentang “mengapa” membeli juga sulit diketahui. Apakah harga
dipertimbangkan dalam pembelian? Bagaimanakah dia menggunakan kecap yang
dibeli, apakah untuk memasak, untuk lauk, untuk dia sendiri, atau untuk orang lain?
Semua ini merupakan contoh dari banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh studi
tentang perilaku konsumen
BAB ll PEMBAHASAN
1.1
Perilaku Pasar KonsumeN
Pengertian perilaku pasar konsumen
yaitu tempat pertemuan pembeli dan penjual. Pengertian tersebut adalah
pengertian pasar tradisional yang menurut konsep pemasarannya berbeda-beda
dengan pengertian pasar tradisional sehari-hari. Perbedaan tersebut karena
pasar menurut pemasaran dipandang sebagai sasaran atau tujuan kegiatan
pemasaran.
Pasar adalah kelompok individual (
perorangan maupun organisasi ) yang mempunyai permintaan terhadap barang
tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut. Secara
keseluruhan, perilaku pasar bersifat hetrogen. Pemasar memerlukan
kelompok-kelompok pasar yang berperilaku lebih seragam. Untuk tujuan tersebut,
pasar dikelompok-kelompokkan dalam beberapa bagian.
Atas dasar perilaku tujuan
pembeliannya, pasar dibedakan menjadi dalam dua kelompok. Yaitu pasar konsumen
akhir (end users) dan pasar konsumen antara (intermediate consumers).
Meskipun banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang strategi-strategi marketing mix, tidak ada yang
lebih penting dari perilaku konsumen terhadap pembeli. Perilaku konsumen yang
telah disajikan lebih menekankan pada perilaku konsumen sebagai suatu proses.
Contoh kasus perilaku konsumen saat
membeli suatu barang
Seorang mahasiswa yang ingin membeli
sistem stereo baru akan mengalami suatu proses pengambilan keputusan yang
kompleks sebelum membeli. Ia akan berusaha mencari informasi dari berbagai
sumber untuk membantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada. Sering
terjadi bahwa keputusan akhir yang diambilnya mengecewakan setelah dilakukan
pembelian atau setelah barang digunakan. Seperti ini di sebut proses keputusan
membeli.
Jadi keputusan tersebut yang akan
menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut
adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas enam tahap
seperti:
Menganalisis keinginan dan kebutuhan,
terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi
atau terpuaskan.
Menilai beberapa sumber yang ada.
Menetapkan tujuan pembelian.
Mengidentifikasikan alternatif
pembelian.
Perilaku sesudah pembelian.
1.2 Pemikiran tentang konsumen
Konsumen yaitu motivasi yang dapat
dipandang sebagai dasar dari semua perilaku konsumen. Contoh: yaitu sebuah
pertanyaan mendasar yang perlu di jawab oleh setiap pemasaran adalah : “ apa
yang memotivasikan seseorang untuk membeli produk atau jasa yang saya tawar
kan?”.motivasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang diarahkan kepada satu
tujuan. Kedaan ini ditimbulkan oleh tekanan, yang disebabkan oleh adanya suatu
kebutuhan yang tak terpenuhi. Dan konsumen berusaha mengurangi tekanan tersebut
dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Jadi, kebutuhan konsumen itu menjadi
komponen penting dalam proses motivasi; jika suatu kebutuhan muncul, maka akan
terjadi suatu motif yang mendorong perilaku. Sebagai contoh, lapar adalah
kebutuhan dasar yang, jika muncul, menjadi suatu motif untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, yaitu berhenti di sebuah warung makan.
Jadi, rasa lapar, keinginan untuk
merasa aman, dan keinginan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang
motif. Dalam hal ini kita perlu mengingat bahwa suatu keinginan itu harus
diciptakan atau didorong sebelum memenuhi suatu motif.sumber yang terciptanya
suatu keinginan dapat berada pada diri orang itu sendiri (seperti rasa lapar)
atau berada pada lingkungannya (seperti melihat makanan yang menarik). Atau
dengan adanya makanan dapat menimbulkan rasa lapar.
Setelah mengetahui tentang motif
konsumen, kita perlu mempelajari cara-cara bagaimana motif tersebut dapat
diketahui. Cara yang ditempuh antara lain dengan mengadakan riset motivasi.
Dalam hal ini, beberapa macam bentuk riset pemasaran dapat dipakai untuk
menafsirkan serta meramalkan perilaku pembeli, seperti teknik observasi dan
teknik survei (survey).
Teknik observasi dapat digunakan untuk
mengukur pola tingkahlaku pembeli, sedangkan teknik survei (dengan daftar
pertanyaan) digunakan untuk mengadakan wawancara langsung atau tidak langsung
dengan orang-orang tentang masalah pada penjual tertentu.
Penggunaanteknik-teknik tersebut
ditunjukan untuk mendapatkan alasan mengapa konsumen bertingkahlaku demikian.
Sering, motif sesungguhnya dari pembeli beserta pengaruh-pengaruh
tingkahlakunya yang lain tidak dapat diketahui, tersembunyi atau bahkan sangat
komplek untuk teknik penelitian yang tidak langsung yaitu dengan riset motivasi.
Jadi, riset motivasi berusaha menerangkan mengapa pembeli bertingkahlaku
demikian, khususnya dalam keadaan di mana pembeli sendiri tidak mengetahui
alasan yang sesungguhnya, atau jika ia mengetahuinya tidak bersedia
mengatakannya secara terbuka.
1.3 Penelitian konsumen sebagai bidang ilmu yang
dinamis
a)
Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu
ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan
perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa,
yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan
penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.Individu yang melakukan
kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya
di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi
bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan
dari ekonomi mikro ialah yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan,
terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai
kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan
pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Definisi perilaku konsumen dari para
ahli ayitu :
Tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan penggunaan barang-barang atau
jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang merupakan
kondisi yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan
terjadi.
Definisi lain adalah bagaimana
konsumen mau mengelurkan suberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga
untuk mendapatkan barang atau jasa yang sesuai yang diinginkan.
Variable-variabel dalam mempelajari
perilaku konsumen yaitu :
a) Stimulan
stimulan
yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari
perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri.sedangkan proses
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen,
serta respons perilaku pasar konsumen sebagai faktor keluaran dapat merupakan
keputusan pembeliaan (dan pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian
(menolak produk yang ditawarkan).sehingga
variabel yang berada di luar individu
(vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.
Contohnya merek dan jenis barang,
iklan pramuniaga.
b) Variabel Respon
Variabel
Respon merupakan hasil aktipasi indifidu sebagai reaksi dari variabel stimulan.
Variablel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulan.
contohnya keputusan membeli barang,
pembeli penilaian terhadap barang
c) Variabel Interverning
Variabel Interverning adalah variabvel
antara variabel stimulan dan respons variabel intervening individu, termasuk
motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang.
b) Perilaku konsumen dalam Ilmu Ekonomi
Makro
Yaitu : Ilmu ekonomi makro yang mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan
nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju
inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi atas ukuran-ukuran atau variabel-variabel yang sesuai
dengan masa-masa yang akan datang. Karena perubahan waktu, ukuran-ukuran,
instrumentasi maupun variabel pengukurannya dapat juga berubah yaitu sebagai
berikut
Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di
bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang
berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut
disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat (trade off) maksudnya bila
yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Sejauh mana berbagai sumber daya telah
dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut (full employment). Sebaliknya bila masih ada
sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan (under
employment ) atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan
kerja penuh.
c)
Faktor Utama yang mempengaruhi
Perilaku
1) Faktor-faktor kebudayaan
* . Budaya : Serangkaian nilai,
persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat
dari keluarga instansi penting lain.
* . Sub-budaya : Kelompok orang yang
memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan
yang serupa.
* . Kelas sosial : Pembagian kelompok
masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki
nilai, minat dan perilaku yang serupa.
2) Faktor-faktor sosial
Kelompok : dua atau lebih sekelompok
orang yang berinteraksi untuk memenuhi
tujuan individu atau tujuan bersama dan Keluarga.
Peran dan status : ( Peran terdiri
dari sejumlah aktivitasyang diharapkan
untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, tetapi peran membawa status
yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
3) Faktor-faktor Pribadi
-
Umur dan tata
siklus hidup
-
Pekerjaan
-
Situasi ekonomi
-
Gaya Hidup : pola
hidup seseorang yang tergambarkan pada Aktivitas, Interest, dan Opinion (AIO)
orang tersebut.
4)
Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga
dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi
belajar, kepercayaan dan sikap.
- Motivasi
Seperti yang diterangkan oleh teori
Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus),
disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
1.3 Penelitian konsumen sebagai bidang
ilmu yang dinamis
Pendekatan dalam meneliti Perilaku
Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam
meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif.
Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang
mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group
discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan
apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional
yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan
behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan
teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen.
Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan
mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi,
membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku
Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka membeli dan
mengkonsumsi barang dan jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya dan
tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai dan pengalaman terhadap produk, serta
calon konsumen dalam memasar kan produk atau barang dan jasa yang kita buat
agar konsumen dapat tertarik dan ingin mencoba serta mengkonsumsinya secara terus menerus dan
tidak kecewa sehingga laporan terhadap perilaku konsumen baik-baik saja terhadap
atasan perusahaan tersebut.
Sekarang ini masalah distribusi
pendapatan ini kita kaitkan dengan pola pengeluaran keluarga, karena keduanya
mempunyai hubungan yang sangat erat. Pola
pengeluaran akan berbeda-beda sesuai dengan tahap-tahap dalam siklus
kehidupan perilaku konsumen.
Errest Engel, seorang ahli statistik
berkebangsaan jerman, berdasarkan penelitiannya ( lebih seabad yang lalu )
tentang pola pengeluaran konsumen dalam hubungannya dengan tingkat pendapatan
keluarga, telah berhasil membuat rumusan yang kemudian dikenal dengan Hukum Engel.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Basu Swastha Dh. , Analisis Tingkah
Laku Konsumen, edisi 3, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1984.
Hani Handaka. , Manajemen Pemasaran
terhadap pasar konsumen:, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1982.
Kotler, Philip, Principle Of
Marketing, prentice Hall, Fifth edition, 1991 kotler, philip, Marketing
Management, Analyses, Planing, implementation, and Control, seven Edition,
prentice Hall, 1990.
Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku
Konsumen
Pengaruh situasi
Pengaruh
situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli suatu barang atau produk. Faktor lingkungan adalah hal
yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu
tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada lima karakteristik situasi konsumen
yaitu:
a) Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan
situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan
objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
b) Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang
lain pada situasi tersebut.
c) Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam,
hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara
subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti.
d) Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu
situasi. Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan
menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
e) Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa yang
sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa
pada suatu situasi.
A. Jenis-jenis situasi konsumen
1. SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana atau
lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi
melalui :
-
Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga
penjual, atau wiraniaga.
-
Komunikasi
Tulisan dengan membaca koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
-
Informasi
diperoleh dari iklan saat sedang menonton televise, saat sedang mendengarkan
radio, langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di
depan toko.
2. SITUASI PEMBELIAN
Situasi
Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi keputusan membeli.
Misalnya, ketika konsumen berada di pegunungan, ia mungkin akan bersedia
membayar untuk memperoleh jagung bakar berapa saja harganya ketika lapar dan
ingin makanan yang hangat.
3. SITUASI PEMAKAIAN
Situasi
Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang merupakan
situasi atau suasana ketika konsumen ingin mengkonsumsi/mengunakan suatu produk
atau jasa. Konsumen sering kali memilih suatu produk karena pertimbangan dari
situasi konsumsi. Misalnya, konsumen muslim sering menggunakan pakaian muslim
pada saat hari raya idul fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi
seperti ini lah yang digunakan oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi
pemakaian.
B. Interaksi orang – situasi
Situasi
pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian. Hal ini
menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk
membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen
untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup
berlebihan ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan
gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen.
C. Pengaruh situsasi yang tak terduga
Situasi
tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang.
Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia punya ternyata
tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu maka keputusan yang ia
pilih adalah dengan membeli isi pensil mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar